Sobat BM Cerita - Kematian, sebuah kata yang tidak asing untuk kita, seorang makhluk yang tak berdaya. Kematian selalu mengintai kita kapan saja dan dimana saja, tua, muda, kaya, miskin, laki–laki, perempuan, semua mendapat kesempatan yang sama untuk urusan yang satu ini. Tidak ada ukuran pasti untuk kematian, yang sudah tua, bahkan sudah sakit–sakitan masih kuat hidup, sedangkan yang muda gagah sehat mati duluan namun demikian perlu kita ketahui tentang tanda tanda kematian agar kita lebih siap mengahadapinya. Semua makhluk Allah pasti akan merasakan yang namanya kematian.
Mati bukanlah hal yang baru, namun mati sudah ada sejak manusia diturunkan ke bumi sebab syarat untuk masuk surga adalah kematian. Mati merupakan sarana kita menuju kehidupan selanjutnya,, dengan adanya kematian, diharapkan kita hidup tidak seenaknya sendiri. Karena kematian selalu mengintai kita, maka kita harus siap setiap saat, setiap waktu. Modal yang paling utama untuk mengahdapi kematian adalah katakwaan, karena janji Allah orang yang takwa disiapkan surga yang penuh kenikmatan.
Bicara soal kematian ada sebuah kisah klasik yang semoga saja mampu mengingatkan kita akan datangnya kematian, walaupun kematian memang tidak terduga kedatanganya.
Nabi Ya’qub AS suatu ketika sedang duduk santai didepan rumah sambil tafakur, memikirkan keindahan alam buatan Allah. Sedang enak–enak tafakur datanglah seorang tamu yang sangat gagah menghampiri beliau. Disapanya Nabi Ya’qub oleh tamu tersebut “Assalamu’alaikum Ya Nabi Allah” “Wa’alaikumus-salam warohmatullahi wabarokaatuh Ya malakul maut” sahut Nabi Ya’qub AS. Ternyata yang datang malaikat Izro’il malaikat pencabut nyawa.
Nabi Ya’qub AS lantas menanyakan perihal kedatangan Malaikat maut tersebut “wahai Malaikat Maut, apakah kedatanganmu hendak mencabut nyawaku ?“ Malaikat Maut menjawab “tidak wahai Nabi Allah, kedatanganku hanya hendak silaturrohim, mengunjungi engkau wahai Nabi Allah” Nabi Ya’qub bertanya kembali “jika suatu saat engkau datang hendak mencabut nyawaku berilah tanda – tanda kepadaku malaikat maut” Malaikat menjawab “insyaAllah wahai Nabi Allah”.
Malaikat Maut pun pergi meninggalkan Nabi Ya’qub. Hari berganti hari, minggu berganti minggu bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun usia Nabi Ya’qub pun makin bertambah tua. Gigi sudah mulai ompong, rambut mulai berubah warna jadi putih dan tulang punggung makin membungkuk.
Di usia senja Nabi Ya’qub tetap rajin menjalankan ibadah kepada Allah SWT, ketika Nabi Ya’qub hendak melaksanakan shalat sunnah datanglah Malaikat Maut menghampiri beliau. “Assalamu’alaikum Ya Nabi Allah” Nabi Ya’qub menjawab “wa’alaikumussalam warohmatullah Ya Malakul Maut, kedatanganmu kali ini hendak silaturrohom atau hendak mencabut nyawaku wahai Malakul Maut ?“ Malaikat menjawab “kedatanganku kali ini hendah melaksanakan perintah Allah yang mulia, hendak mencabut nyawa engkau wahai Nabi Allah”
Nabi Ya’qub yang sangat kaget lantas berkata “wahai Malakul Maut bukankah Aku telah meminta kepadamu tanda – tanda akan datangnya kematian ?” Malaikat menjawab “bukankah Aku telah memberikan tanda – tanda tersebut kepada engkau wahai Nabi Allah ?” semakin terheran Nabi Ya’qub AS bertanya kembali “wahai Malakul Maut, kapan engaku datang kepadaku memberikan tanda – tanda tersebut ? padahal engkau baru datang kembali kali ini” Malaikat menjawab “bukankah Aku telah kirimkan tiga tanda kepada engakau wahai Nabi Allah ? gigi yang dulu masih utuh dan kuat kini sudah rontok, rambut yang dulu hitam pekat kini telah berubah menjadi putih,tulang belakang yang dulu gagah kokoh kini telah membungkuk, apakah engkau tidak menyadari itu wahai Nabi Allah ?
Menyadari akan hal tersebut Nabi Ya’qub AS lantas meminta kepada Malaikat Maut untuk menunggu sejenak, beliau akan melaksanakan shalat sunnah 2 rokaat. Namun Malaikat Maut menolaknya, kematian kalau sudah ditetapkan tidak bisa dimajukan ataupun diundurkan, harus segera dilaksanakan. Akhirnya Malaikat Maut pun mencabut nyawa Nabi Ya’qub AS.
Coba kita renungkan, seorang Nabi saja meminta sedikit waktu sekadar 2 rokaat untuk diundurkan proses pencabutan nyawanya namun ditolak. Karena memang kematian kalau sudah ditentukan tidak bisa diajukan maupun diundurkan. Semoga kisah yang sedikit ini bermanfaat.
Baca juga Nabi Musa Protes kepada Allah SWT
Labels:
Renungan
Thanks for reading Tanda – tanda Kematian. Please share...!
0 Comment for "Tanda – tanda Kematian"