Sobat BM Cerita - Setiap manusia pasti punya rasa bimbang dalam hidupnya, kadang bingung dalam memilih satu di antara dua. Namun yakinlah setiap kejadian pasti membawa hikmah, maka dari itu janganlah takut untuk memutuskan sesuatu. Yakin dengan pendirian sendiri Teguh Pendirian, namun harus selalu memohon petunjuk kepada Yang Maha Kuasa. Berkaitan dengan hal tersebut ada sebuah hikayat pendek yang semoaga saja dapat mengisnpirasi kita untuk lebih baik.
Suatu ketika Lukmanul Hakim sedang pergi dengan putranya kepasar untuk membeli kuda. Karena pada saat itu belum ada motor ataupun mobil, kalo sudah ada pastinya akan beli mobil yang lebih enak dinaiki. Sampilah Lukmanul Hakim dan putranya dipasar mereka berjalan untuk melihat-lihat dulu kuda yang bagus yang cocok untuk dibeli. Akhirnya dipilihlah satu kuda yang sangat cocok dengan harapan dengan harga yang cukup tak terlalu mahal.
Pulanglah Lukmanul Hakim beserta putranya membawa kudanya yang baru dibeli, namun tidak dinaiki, Lukmanul hakim dan putranya berjalan sambil menarik kudanya. Ketika cukup jauh berjalan bertemu dengan seseorang seraya berkata “Hai Lukman, kenapa kau biarkan putramu ikut berjalan, padahal kau bisa menaikan putramu diatas kuda.” Mendengar hal itu akhirnya Lukmanul Hakim memutuskan untuk menaikan putranya diatas kuda dan Lukmanul Hakim yang membawa kudanya.
Kemudian setelah berjalan cukup jauh bertemu lagi dengan seseorang seraya berakat “Hai Lukamanul Hakim, kenapa kau biarkan anakmu yang menaiki kuda sedangkan kau sendiri berjalan. Anakmu bisa disebut durhaka.” Mendengar penuturan orang tersebut goyah juga pendirian Lukmanul Hakim, akhirnya putranya turun dan gantian Lukman yang menaiki kuda dan anaknya berjalan.” Kembali mereka melanjutkan perjalanan, dijalan kembali bertemu dengan seseorang seraya berkata “Hai Lukman bukankah kau bisa menaiki kuda bersama – sama putramu, itu lebih meringankan kalian.” Mendengar hal itu akhirnya Lukman dan putranya menaiki kuda bersama-sama.
Namun tetap saja di jalan masih ada yang memberi masukan “Hai Lukman mengapa engaku menaiki kuda yang baru kau beli, apa engkau tak kasian dengan kudanya ?” mendengar penuturan orang tersebut Lukmanul Hakim memantapkan hati, tidak mau lagi mendengar omongan orang, beliau bertekad dengan pendirian sendiri. Mulai saat itu Lukmnul Hakim tidak mudah goyah pendirian dengan omongan orang. Akhirnya kudanyapun dinaiki bersama dengan putranya sampai rumah.
Dari hikayat tersebut dapat diambil hikmah bahwa kita harus selalu punya pendirian dalam segala hal, jangan mudah terprofokasi dengan omongan orang. Semoga kita selalu dapat memetik hikmah dari setiap hikayat yang kita dengar.
Baca Juga Teguhnya Iman Merontokan Kesombongan
Labels:
inspirasi
Thanks for reading Teguh Pendirian. Please share...!
0 Comment for "Teguh Pendirian"