Sobat BM Cerita - Makanan dan minuman haram memang akan sangat mempengaruhi kehidupan kita, mempengaruhi cara pikir dan cara hidup kita. Betapa tidak, ibarat tubuh sebuah mesin kendaraan makanan adalah bahan bakarnya, jika bahan bakarnya berkualitas baik maka mesinpun akan bekerja dengan baik begitu juga jika bahan bakarnya jelek bahkan bahan bakar yang tidak pantas digunakan karena memang kandungan atau campuran dari bahan bakar tersebut ada bahan yang dapat merusak mesin otomatis kerja mesin tidak akan stabil, mesin cepat rusak lebih parahnya lagi mesin bisa mati.
Begitupun soal makanan, jika makanan yang dimakan berasal dari makanan yang halal dan baik (bergizi) secara wujud maupun cara mendapatkannya insyaAllah tubuh kita akan sehat jasmani dan rohani, sehat jasmani badan tidak mudah sakit – sakitan sehat rohani tidak mudah terkena penyakit hati dan mudah untuk beribadah itulah Berkah Menjauhi Makanan Minuman Haram. Sebaliknya jika makanan yang kita konsumsi tidak makanan haran secara wujud ataupun cara mendapatkannya dengan jalan yang tidak halal maupun makanan yang tidak jelas asal – usulnya akan mempengaruhi cara hidup dan cara pikir kita. Tubuh mudah terkena penyakit yang aneh – aneh dan mudah terserang penyakit rohani susah di ajak ibadah.
Siapa yang tidak mengenal sosok Imam Muhammad bin Idris alias Imam Syafi’i imam besar madzhab fiqh yang mayoritas dianut umat islam indonesia. Ternyata dibalik kesuksesan keilmuan imam syafi’i memang terjaga dari orang tua beliau yang memang tidak pernah konsumsi makanan dan minuman haram. Kemurnian makanan dan minuman yang dikonsumsi ternyata membawa berkah yang sangat besar, tidak hanya berdampak baik bagi pelakunya namun juga untuk keturunannya. Mari kita simak kisah proses pertemuan antara Ayah dan Ibu imam Syafi’i Rodliallahu ‘anhu.
Alkisah imam idris Ayah imam syafi’i memang terjaga dari sesuatu yang haram sejak kecil, setelah cukup dewasa terbiasa dengan puasa disiang hari dan ibadah dimalam hari. Suatu ketika imam idris berjalan – jalan ditepian sungai mencari udara sejuk sembari memuji kekuasaan Allah, bertafakur memikirkan keindahan dan keagungan kekuasaan Allah. Tidak disadari ternyata waktu sudah hampir maghrib. Karena berjalan sudah cukup jauh kalaupun mau pulang untuk berbuka pastinya sudah telat. Belaiu berhenti sejenak memandangi aliran sungai, didpatinya buah delima yang hanyut ikut aliran sungai. Diambilnya buah delima tersebut, tidak berselang lama terdengar kumandang adzan maghrib. Spontan saja delima dimakan oleh imam idris, setelah cukup banyak yang dimakan beliaupun teringat kalau yang dimakan bukanlah hak beliau “astaghfirullahal ‘adlim, punya siapa ini buah yang kumakan”.
Sambil kebingungan menyesali apa yang sudah terlanjur dilakukan, beliaupun berniat mencari pohon sumber buah tersebut berasal untuk meminta kehalalan buah yang dimakan. Disusurinya sepanjang sungai sampai akhirnya ditemuinya pohon yang buahnya sama persis dengan yang ditemuinya disungai sore tadi. Imama idris mencari tahu siapa pemilik pohon delima tersebut, didapatinya seorang tua yang sedang bediri didekat pohon, imam idrispun menghampirinya sambil bertanya siapa pemilik pohon tersebut. Ternyata pohon tersebut milik seorang kaya raya didesa tersebut, imam idris minta diantarkan kerumah pemilik pohon delima tersebut.
Sampailah imam idris dirumah pemilik pohon delima, memang benar adanya si pemilik pohon memang seorang kaya raya. “Assalamu’alaikum Pak” imam idris memberikan salam kepada pemilik rumah, “wa’alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh” sahut pemilik rumah yang tidak lain adalah pemilik pohon delima. Lantas imam idris mengutarakan maksud kedatanganya “benar pohon delima ditepi sungai milik bapak ?” pemilik delima menjawab “benar anak muda, pohon itu milik saya” imam idris kembali berkata “maafkan saya Pak, tidak sengaja tadi saya menemukan buah delima disungai dan ternyata itu dari pohon delima milik bapak, saya mohon kehalalan buah tersebut Pak”. Dengan perasaan kaget pemilik delima sangat terkagum bergumam dalam hati “kok ada pemuda yang sebegitu jujurnya dan sampai meminta kehalalan buah yang sudah hanyut jauh terbawa air sungai, kalau dia bukan pemuda yang benar – benar taqwa tidaklah mungkin seperti itu. Kebetulan aku punya anak putri yang sholihah akan kujodohkan saja dengannya.” Namun pemilik delima sengaja hendak menguji kesungguhan pemuda dan penasaran juga sebenarnya siapa dia. Pemilik delima menjawab “enak saja kamu meminta kehalan, itu buah kesayangan putriku. Jika engkau menginginkan kehalalan buah tersebut engkau harus bekerja dahulu disini selama dua tahun tanpa dibayar baru aku menghalalkan buah itu untukmu.” Imam idris menyanggupi syarat dari pemilik buah delima tersebut.
Akhirnya imam idris menetap ditempat pemilik delima bekerja tanpa dibayar seperpun demi kehalalan buah delima yang dimakannya. Sesuai kesepakatan dua tahun waktu yang ditentukan untuk mendapatkan kehalalan delima. Bekerja apapun pemintaan pemilik delima, susah payahpun dilakukan tanpa mengeluh namun kebiasaan puasa disiang hari dan ibadah dimalam hari tetap berjalan seperti biasa. Dua tahunpun berlalu, imam idris lantas memohon kehalalan dan ijin untuk pulang. Namun apa jawaban pemilik delima, ternyata masih ada satu syarat lagi. Pemilik delima berkata “engkau bisa mendapat kehalan buah tersebut namun ada satu syarat lagi” “apa syratnya Pak ?” sahut imam idris. “syaratnya engkau harus menikah dengan putriku satu – satunya, apakah engkau besedia anak muda ?” jawab pemilik delima. Imam idris bergumam dalam hati “selama kerja ditempat ini belum pernah aku melihat sosok anak bapak pemilik delima, sebenarnya seperti apa orangnya” lalu imam idris tidak pikir panjang menjawab “jika itu untuk kehalalan buah yang kumakan tentu aku rela sekalipun harus menikahi putrimu Pak.” Pemilik delima berkata kembali “namun anakku seorang yang cacat, mata tidak dapat melihat telinga tiada dapat mendengar, lisan tiada mampu berucap, kaki tanganpun cacat. Apakah engkau tetap bersedia anak muda ?” imam idris sempat kebingungan, baru sekali akan menikah namun calon istrinya cacat semua sebagai manusia normal juga sempat bingung namun demi kehalalan delima belia tetap menyetujui syarat tersebut “baiklah Pak, saya terima syarat Anda” jawab imam idris.
Hari yang ditentukan pun tiba, imam idris akan dinikahkan dengan putri pemilik delima yang cacat dan belum pernah dilihatnya sama sekali selama bekerja ditempat tersebut. Selesai akad nikah imam idris dipersilahkan menemui istrinya yang katanya cacat menunggu dikamar pengantin. Imam idris mengucapkan salam sembari masuk kedalam kamar pengantin “ Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh” tak disangka tak diduga dari dalam kamar pengantin ada yang menjawab salam imam idris, dalam hati imam idris bertanya – tanya “kok ada yang menjawab salamku dari dalam kamar, apa mungkin salah kamar, tapi ini memang kamar pengantin”. Belum puas dengan apa yang didengar imam idris lantas masuk kedalam kamar pengantin, diapatinya seorang wanita yang sangat cantik berdiri tegak senyum simpul kedua tangan sehat, mata mampu melihat telinga juga mampu mendengar, lisan mampu menjawab salam. Imam idris makin penasaran terus bertanya “siapa engkau wahai wanita sholihah ?” istri menjawab “akulah anak pemilik delima yang tidak lain adalah istrimu wahai orang sholih” mendengar jawaban tersebut imam idris takut langsung berlari keluar mencari pemilik delima yang kini menjadi ayah mertuanya.
Bertemu sang mertua imam idris lantas bertanya “sebenarnya dimana istri saya yang tadi engkau nikahkan denganku wahai bapak metuaku ? istri yang katanya cacat, didalam kamar yang saya jumpai adalah sosok wanita cantik dengan mata tajam, kaki kokoh dapat berdiri, kedua tangan utuh telinga mampu mendengar dan lisan mampu berucap.” Mertua menjawab “dia memang anakku satu – satunya yang kunikahkan dengan engaku pagi tadi, cacat yang kukatakan adalah cacat dari maksiat kepada Allah. Kaki cacat tidak pernah berjalan mendatangi kemaksiatan, tangan cacat tidak pernah dipakai untuk kemaksiatan, telinga tuli tidak pernah mendengarkan sesuatu yang tidak baik, lisan bisu tidak pernah berucap sesuatu yang sia – sia, mata buta tiada pernah digunakan untuk melihat hal – hal maksiat. Karena memang dari awal saya mengagumi kebaikan akhlakmu anak muda, hanya karena delima secuil berani meminta kehalalan. Itulah yang kusukai darimu, engkau pantas mendapatkan wanita sholihah seperti anakku tersebut. Hampirilah istrimu dan laksanakan apa yang jadi kewajibanmu.”
Mendengar jawaban dari bapak mertua imam idris sangat bersyukur sekali mendapatkan kehalalan buah delima bahkan mendapatkan kehalan anak pemilik delima untuk jadi istrinya. Dari benih unggul akan tercipta hasil unggul jua itulah kisah orang tua imam syafi’i imam besar fiqh yang kepadanya kita orang indonesia bermadzhab.
Semoga kisah diatas mampu menggugah hati anak – anak muda dan orang tua dalam menjaga kehalalan apa – apa yang dikonsumsinya. Agar terbiasa dengan sesuatu yang halal dan endingnya mendapatkan kebaikan dunia akhirat baik berupa diberi rizki anak yang sholih sholihah atau dimudahkan segala keinginannya.
Baca Juga Minuman Syubhat, Ibadah Tidak Khusu'
Labels:
inspirasi
Thanks for reading Berkah Menjauhi Makanan Minuman Haram. Please share...!
0 Comment for "Berkah Menjauhi Makanan Minuman Haram"